Sabtu, 08 November 2014

PEGAS DAN MACAM-MACAM PEGAS


Pegas berfungsi untuk menghilangkan getaran karoseri yang ditimbulkan oleh pukulan jalan pada roda. Selain itu juga menjamin roda tetap menapak pada jalan.

Pemegasan pada kendaraan dihasilkan oleh: ban pegas suspensi dan pegas tempat duduk.

Massa tak terpegas (A), meliputi:
Roda, rem, aksel dan  pegas bagian bawah.
Massa terpegas (B), meliputi:
Bodi dan semua komponen yang melekat pada bodi, penumpang barang dan  pegas bagian atas.

Kendaraan semakin nyaman jika massa tak terpegas semakin ringan
1. Pegas Daun


Sifat – sifat:
  • Konstruksi sederhana
  • Dapat meredam getaran sendiri (gesekan antara daun pegas)
  • Berfugsi sebagai lengan penyangga (tidak memerlukan lengan, memanjang – melintang)
Aksel depan / belakang, tanpa / dengan penggerak roda.
Pegas Koil
Pada saat pemegasan, batang pegas koil menerima beban puntir dan lengkung


Sifat-sifat:
  • Langkah pemegasan panjang
  • Tidak dapat meredam getaran sendiri
  • Tidak dapat menerima gaya horisontal (perlu lengan-lengan)
  • Energi beban yang diabsorsi lebih besar daripada pegas daun
  • Dapat dibuat pegas lembut
Penggunaan Pada suspensi independen dan aksel rigid
Pegas Batang Torsi (Puntir)
Pada saat pemegasan, pegas menerima beban puntir  
Sifat – sifat:
  • Memerlukan sedikit tempat
  • Energi yang diabsorsi lebih besar daripada pegas lain
  • Tidak mempunyai sifat meredam getaran sendiri
  • Dapat menyetel tinggi bebas mobil
  • Langkah pemegasan panjang
  • Mahal
Penggunaan:
Suspensi Independen
Pegas Hidropnuematis

Alat Ukur Pneumatik

Sistem pneumatik bertujuan untuk menggerakkan berbagai peralatan dengan menggunakan gas kompresibel sebagai media kerjanya. Udara menjadi satu media kerja sistem pneumatik yang paling banyak digunakan karena jumlahnya yang tidak terbatas dan harganya yang murah. Udara yang dikompresi oleh kompresor, didistribusikan menuju berbagai macam aktuator melewati sistem kontrol tertentu. Kadang ada juga udara terkompresi tersebut dicampur dengan atomized oil untuk kebutuhan pelumasan pada sistem aktuator. Namun yang lebih umum adalah udara terkompresi yang kering, atau telah mengalami proses pengeringan melalui air dryer.
Sistem Pneumatik
Salah Satu Contoh Aplikasi Sistem Pneumatik
Prinsip kerja dan komponen-komponen yang digunakan pada sistem pneumatik, hampir sama dengan sistem hidrolik. Untuk perbedaan antara keduanya, bisa Anda baca pada artikel ini.
Berikut adalah komponen-komponen sistem pneumatik secara umum :
1. Kompresor
Kompresor adalah suatu alat mekanikal yang bertujuan untuk menaikkan tekanan suatu gas dengan cara menurunkan volumenya. Komponen inilah yabg mensupply udara bertekanan untuk sistem pneumatik, serta menjaga tekanan sistem agar tetap berada pada tekanan kerjanya.
Kompresor
Kompresor
2. Regulator & Gauge
Kedua alat tersebut menjadi komponen wajib di setiap sistem pneumatik. Regulator adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur supply udara terkompresi masuk ke sisptem pneumatik. Sedangkan gauge berfungsi sebagai penunjuk besar tekanan udara di dalam sistem. Keduanya dapat berupa sistem mekanis maupun elektrik.
Regulator & Gauge
Regulator dan Gauge pada Sistem Pneumatik
3. Check Valve
Check Valve adalah valve atau katup yang berfungsi untuk mencegah adanya aliran balik dari fluida kerja, dalam hal ini udara terkompresi. Terutama adalah apabila pada sebuah sistem pneumatik tersebut dipergunakan tanki akumulator udara, sehingga Check Valve tersebut mencegah adanya udara dari akumulator untuk kembali menuju kompresor namun tetap mengalirkan udara bertekanan dari kompresor untuk masuk ke dalam akumulator.
4. Tanki Akumulator
Tanki akumulator atau juga disebut buffer tank berfungsi sebagai cadangan (storage) tekanan udara terkompresi yang digunakan untuk penggerak aktuator. Selain itu tanki ini juga berfungsi untuk mencegah ketidakstabilan supply udara ke aktuator, lebih menstabilkan kerja kompresor agar tidak terlalu sering mematikan dan menyalakannya lagi, serta lebih memudahkan desain sistem dalam menempatkan kompresor jika diharusakan penempatan aktuator pneumatik lebih jauh dengan kompresor.
Tanki Akumulator
Tanki Akumulator Sistem Pneumatik
5. Saluran Pipa
Pipa-pipa digunakan untuk mendistribusikan udara terkompresi dari kompresor atau tanki akumulator ke berbagai sistem aktuator. Diameter pipa yang digunakan pun bermacam-macam tergantung dari desain dan tujuan penggunaan sistem pneumatik tersebut. Pada sebuah sistem pneumatik besar (menggunakan lebih dari dua aktuator), untuk area sistem supply (area kompresor dan tanki) digunakan pipa berdiameter lebih besar daripada yang digunakan pada area aktuator. Namun jika sistem pneumatik yang ada kecil, misal hanya untuk menggerakkan satu saja aktuator, maka diameter pipa yang digunakan pun akan seragam di semua bagian.
6. Directional Valve
Directional valve atau katub pengatur arah yang instalasinya berada tepat sebelum aktuator, adalah berfungsi untuk mengatur kerja aktuator dengan cara mengatur arah udara terkompresi yang masuk atau keluar dari aktuator. Satu valve ini didesain untuk dapat mengatur arah aliran fluida kerja di dua atau bahkan lebih arah aliran. Ia bekerja secara mekanis atau elektrik tergantung dari desain yang ada.
Directional Valve
Pneumatic Directional Valve
7. I/P Controller
Pada aktuator pneumatik yang kerjanya dapat bermodulasi diperlukan satu alat kontrol supply udara bertekanan yang khusus bernama I/P Controller. I/P Controller ini mengubah perintah kontrol dari sistem kontrol yang berupa sinyal arus, menjadi besar tekanan udara yang harus disupply ke aktuator.
<em>I/P Controller</em>
Pneumatic I/P Controller
8. Aktuator
Pneumatik aktuator adalah alat yang melakukan kerja pada sistem pneumatik. Ada berbagai macam jenis pneumatik aktuator sesuai dengan penggunaannya. Antara lain adalah silinder pneumatik, diafragma aktuator, serta pneumatik motor.
20110624-103740.jpg
Diafragma Aktuator

Sabtu, 13 September 2014

Cara Menggunakan Multimeter

Cara Menggunakan Multimeter

Cara Menggunakan Multimeter bisa menjadi alternatif untuk orang-orang yang berkutat di dunia servis handphone untuk pengecekan tegangan. Dalam melakukan servis handphone, biasanya orang yang ingin mengecek hidup atau tidaknya handphone mnggunakan batrei baru untuk mengetes bisa hidup atau tidak. Namun, dizaman yang sudah berkembang ini. Multimeter digunakan untuk mengukur suatu tegangan dari sebuah handphone yang mati. Apabila tegangan tidak mampu mencapai standart yang diinginkan, maka besar kemungkinan bahwa handphone yang mempunyai voltase rendah itu tidak bisa diservis dan harus mengganti IC power yang baru agar pengangkatan sumber daya listrik handphone bisa terangkat dan bisa dihidupkan kembali.

Gambar Cara Menggunakan Multimeter

Cara Menggunakan Multimeter
Multimeter tidak banyak diketahui oleh orang orang karena barangnya yang sangat langka dan jarang sekali dijual dipasaran. Multimeter nampaknya menjadi barang yang khusus hanya untuk sebagian orang yang mengenal tentang kelistrikan saja. Namun, multimeter berubah fungsi dari yang hanya sebagai pengukur volt dari suatu benda, menjadi pendeteksi ‘nyawa’ dari handphone. Untuk itu, multimeter sangatlah banyak digunakan oleh orang yang menyediakan jasa untuk servis handphone. Cara menggunakan multimeter sebenarnya cukuplah mudah. Kumparan min dan plus harus sesui dengan tenaga dari handphone yaitu port batrei. Dari port batrei itulah biasanya orang akan tahu berapa lama umur handphone agar bisa diperbaiki dari mati total atau matot.
Untuk lebih jelasnya, cara menggunakan multimeter adalah seabgai berikut., pertama tama saklar multimeter diputar keatas dan anak panah dari multimeter harus menghadap ke atas tepatnya R x Ohm.Atur sampai jarum multimeter menunjukan angka nol pada saat kabel penghubung menunjukan angka nol pada multimeter putar tombol yang berada di tengah multimeter dan harus menyesuaikan lagi agar bisa dalam posisi nol. Selanjutnya lihat jarum dan apabila bergerak dan tidak kembali pada posisi nol, maka alat yang ditest tersebut mempunyai umur yang masih baik. Namun apabila sudah dihubungkan tetapi masih menunjukan angka nol berarti alat yang di test bisa dipastikan rusak dan tidak ada tenaga untuk menghidupkan benda tersebut.
Demikian penjelasan singkat mengenai cara menggunakan multimeter, semoga artikel kali ini dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti Cara Memperbaiki Power Supply, Rangkaian Power Supply, Rangkaian AM Receiver dan Rangkaian Sensor Cahaya.

 


Aplikasi pemakaian Dial Gauge


PERHATIAN DALAM PENGGUNAAN DIAL GAUGE:

a)  Pastikan dial gauge yang kita pakai dalam kondisi masih baik dan akurat sesuai standar.
  • Check kondisi jarum apakah pada posisi nol semua
  • Gerakan probe secara perlahan dan tanpa tekanan keras, amati pergerakan jarum smooth saat probe digerakan.
  • Lepas probe secara perlahan, amati pergerakan jarum harus kembali keposisi awal jarum sebelum digerakan.
  • Jangan memberikan hentakan atau tekanan secara spontan pada probe saat melakukan pengukuran maupun pemasangan pada part yang diukur.
b)  Pastikan dial gauge terpasang pada magnetic base stand dengan kuat dan pada posisi yang datar.
c)  Untuk mendapatkan hasil yang akurat, usahakan posisi dial gauge saat pengukuran adalah vertical dan probe dapat bergerak bebas naik – turun.
d)  Gerakkan part yang diukur secara perlahan, agar pergerakan jarum dapat bergerak smooth dan mudah dibaca.

Contoh pembacaan hasil ukur dial gauge:
  • Lihat posisi dari jarum besar, terlihat posisi jarum pada strip ke-enam. Karena harga 1 strip adalah 0,01mm, maka 6 x 0,01 mm adalah 0,06 mm.
  • Lihat posisi jarum kecil, terlihat posisi jarum pada strip ke-tiga lebih sedikit (melebihi strip). Karena harga 1 strip adalah 1 mm maka 3 x 1mm adalah 3 mm.
  • Jadi hasil pembacaan dari dial gauge tersebut adalah 3 mm + 0,06 mm, yaitu 3,06 mm. 

Cara menggunakan mikrometer sekrup

Mikrometer sekrup disebut juga miikrometer ulir atau Micrometer Screw, karena pengukuran dilakukan dengan cara diputar, bukan dengan digeser. Biasanya, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda-benda kecil seperti kawat, kertas, kabel, dan lain-lain.


Berikut ini adalah bagian-bagian mikrometer sekrup
  • Poros tetap adalah poros yang tidak bisa bergerak dan tidak bisa digerakan
  • Poros geser adalah poros yang bisa digerakan untuk mengukur
  • Skala utama dalam mm (milimeter). Pada skala utama terdapat garis tengah, dibawah garis tengah biasanya disertakan nilai yang merupakan jumlah nilai atas dengan setengah ( nilai atas + 0,5). Nilai-nilai tersebut antara lain 0,5 , 1,5 , 2,5 , 3,5 , dan seterusnya.
  • Pengunci,digunakan untuk menguci posisi poros geser agar tidak bergerak
  • Skala nonius, merupakan skala yang diputar, dengan nilai per 0,01 mm.
  • Pemutar, merupakan penggerak poros geser
  • Rachet, seperti poros geser tapi lebih kecil
  • Frame, bingkai yang berbentuk huruf U.
Cara menggunakan mikrometer tidak begitu sulit, akan semudah menggunakan jangka sorong.
  1. Buka kuncinya, jika sudah terbuka langsung saja ke point 2
  2. Cek terlebih dahulu mikrometer sekrup yang akan digunakan, jika poros tetap dan poros geser dirapatkan dengan memutar "pemutar" ke arah kanan, skala utama harus menujukan nol. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh kerusakan alat.
  3. Buka rahang (poros geser) dengan memutar pemutar ke arah kiri, buka selebar mungkin agar benda yang akan diukur bisa masuk
  4. Letakkan benda yang akan diukur lalu tutup kembali rahang dengan memutar "pemutar" ke arah kanan hingga benda yang akan diukur terjepit
  5. Kunci rahang dengan memutar pengunci hingga terdengar bunyi "klik".
  6. Lihat nilai terbesar yang ditunjukan oleh skala utama, skala ini dalam mm.
  7. Lihat nilai skala nonius, cara menentukan skala nonius adalah dengan menentukan garis skala nonius yang sejajar dengan garis tengah skala utama, kalikan nilai skala nonius dengan 0,01 (skala putar x 0,01)
  8. Jumlahkan nilai yang ditunjukkan angka skala utama dengan nilai yang ditunjukkan skala nonius
Untuk lebih jelas lagi tentang cara menggunakan mikrometer sekrup, perhatikan gambar dibawah ini












sumber : http://rumushitung.
Cara Menggunakan Jangka Sorong - Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur dari besaran pokok panjang. Bentuknya mirip dengan kunci inggris yang rahangnya bisa digeser Alat ukur ini memiliki ketelitian hingga 0,1 mm. Buat sobat hitung yang masih di kelas x sma sewaktu belajar fisika pasti akan melakukan praktek pengukuran dengan jangka sorong.Berikut ini sedikit panduan mengenai cara menggunakan jangka sorong dan bagaimana membacanya.
Bagian-bagian Jangka Sorong
cara menggunakan jangka sorong, bagian-bagian jangka sorongsumber gambar : BSE
Jangka sorong terdiri dari rahang tetap dan ragang geser. Rahang tetap dan geser ada yang di atas dan di bawah. Dalam jangka sorong terdapat 2 skala. Skala utama pada rahang tetap dan skala nonius (renvier*) di rahang gesernya.Skala utama memiliki skala dalamm satuan cm dan mm sedangkan skala pada nonius memiliki panjang 9 mm yang dibagi menjadi 10 skala.Sobat hitung pahami betul bagian-bagian ini karena akan memudahkan sobat tahu bagaimana cara menggunakan jangka sorong nantinya.
Fungsi Jangka Sorong
  1. Jangka sorong berfungsi mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian sampai 0,1 mm. (rahang tetap dan rahang geser bawah)
  2. Rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur diameter benda yang cukup kecil seperti cincin, pipa, dll.
  3. Tangkai ukur di bagian bawah berfungsi untuk mengukur kedalaman seperti kedalaman tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil.
Cara Menggunakan Jangka Sorong
berikut ini cara menggunakan jangka sorong dalam beberapa langkah.
1.Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan rahang geser bekerja dengan baik. Sobat hitung jangan lupa untuk cek ketika rahang tertutup harus menunjukkan angka nol. Jika tidak menunjukkan angka nol sobat bisa mensettingnya.
2. Langkah/ cara menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah membersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel yang bisa sebabkan kesalahan pengukuran.
3. Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai dengan pengukuran yang ingin diambil. Lalu tinggal membaca skalanya.
Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk mengukur diameter
Mengukur diameter sama seperti pengukuran sebelumnya, bedanya kalau tadi menggunakan rahang bagian bawah, untuk pengukuran diameter menggunakan rahang atas. Cara Menggunakannya, rapatkan rahang atas lalau tempatkan benda (cincin) yang akan diukur diameternya. Tarik rahang geser hingga kedua rahang menempek dan menekan bagian dalam benda. Patikan bahwa dinding bagian dalam benda tegak lurus dengan skala dalam artian benda jangan sampai miring.
Cara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur Kedalaman
Cara menggunakan jangka sorong untuk kedaaman prinsipnya sama dengan mengukur panjang benda dan diameter. Sobat hitung cukup menempatkan benda yang akan diukur kedalamannya pada tangkai ukur. Tarik rahang geser hingga menyentuk permukaan dalam (dasar lubang).Usahakan benda yang diukur kedalamannya dalam keadaan statis (tidak Bergeser)
Setelah kita tahu bagaimana cara menggunakan jangka sorong, sekarang bagaimana cara membaca jangka sorong (pengukurannya)? Berikut
Cara Membaca Jangka Sorong
  • Lihat skala utama, sobat lihat nilai yang terukur yang lurus dengan angka nol di skala nonius. Bisa menunjukkan posisi berhimpit dengan garis pada skala utama bisa juga tidak. Jika tidak ambil nilai skala utama yang terdekat di kirinya. Pada tahap ini sobat hitung baru mendapatkan ketelitian sampai 1 mm
  • Lihat Skala nonius, carilah angka pada skala nonius yang berhimpit dengan garis di skala utama. Pengukuran ini punya ketelitian hingga 0,1 mm
  • Jumlahkan
Selagi sobat benar cara menggunakan jangka sorong dan tau cara membacanya, sobat akan mendapatkan nilai pengukuran yang akurat.
Contoh Soal
Carilah panjang benda yang diukur dengan jangka sorong jika pada skala utama dan skala nonius tampak sebagai berikut
cara menggunakan jangka sorong 1
Jawaban :
Lingkaran Biru : 5, 3 “sekian” cm, sekian akan kita dapatkan di lingkaran “merah”
Lingkaran Merah : 5
Jadi hasilnya  = 5,35 cm
Saat ini sudah ada yang namanya jangka sorong digital. Cara menggunakan jangka sorong ini sangat mudah, tingal mengapitnya di antara rahang tetap dan rahang geser dan layar digital akan menampilkan hasil pengukuran dengan akurat. Sedikit tentang cara menggunakan jangka sorong ini semoga cara menggunakan jangka sorong tadi bisa dipahami dan bermanfaat.

Pengunaan Las Patri



Las Patri

Pematrian adalah cara penyambungan dengan menggunakan logam pengisi atau logam patri diantara permukaan logam induk yang disambung, logam pengisi selalu mempunyai titik cair lebih rendah dari pada logam induk. Ada dua macam logam patri, yaitu logam patri lunak dimana logamnya mempunyai titik cair lebih rendah dari 450oC dan logam patri yang mempunyai titik cair lebih dari 450oC yang disebut logam patri keras. Karena logam patri pada umumnya mempunyai kekuatan yang lebih rendah daripada logam dasar, maka dianjurkan agar rongga antara kedua permukaan logam induk yang akan dipatri diusahakan sekecil mungkin. Oleh AWS ( Standar asosiasi las Amerika ) dianjurkan agar rongga tersebut terletak antara 5/100 sampai 13/100 inci, selama pematrian suhu harus cukup tinggi agar logam patri cair mempunyai derajat kecairan yang tinggi sehingga dapat mengalir ke dalam rongga antara kedua logam induk.

Logam-logam yang digunakan sebagai logam patri adalah : paduan AG-Cu, kuningan dan tembaga yang biasanya dikelompokan sebagai patri keras dan paduanPb-Sn, Bi-Sn dan Bi-Sn sebagai patri lunak, berdasarkan cara pengadaan energi panasnya, pematrian dibagi dalam tujuh kelompok yaitu :

1. Patri busur, dimana panas dihasilkan dari busur listrik dengan elektroda karbon atau dengan elektroda wolfram.
2. Patri gas, dimana panas ditimbulkan karena adanya nyala api gas.
3. Patri solder, dimana panas dipindahkan dari solder besi atau tembaga yang dipanaskan.
4. Patri tanur,dimana tanur digunakan sebagai sumber panas.
5. Patri induksi, dimana panas dihasilkan karena induksi listrik frekwensi tinggi.
6. Patri resistansi, dimana panas dihasilkan karena resistansi listrik.
7. Patri celup, dimana logam yang disambung dicelupkan ke dalam logam patri cair.

Sifat-sifat patri dapat diperbaiki dengan menggunakan fluks atau dengan mengatur atmosfir sekitar patrian 

pada saat pematrian berlangsung.

CYLINDER BORE GAUGE




 
Cylinder gauge adalah alat ukur yang juga menggunakan dial gauge. Cylinder gauge sering digunakan untuk mengukur diameter silinder dan komponen lainnya secara teliti. Dalam penggunaannya cylinder gauge tidak dapat digunakan sendiri, tapi juga membutuhkan alat ukur lainnya, yaitu jangka sorong/vernier caliper dan micrometer. Ketelitian alat ini adalah 0,01 mm.
Cylinder bore gauge (dial bore gage) mempunyai beberapa bagian yaitu :
dial gauge
dial gauge securing position
replacement washer
replacement rod
replacement rod securing thread
measuring point
Measuring point ini dapat bergerak bebas dan jumlah gerakannya ditunjukkan oleh dial gauge. Jarak antara measuring point dan replacement rod adalah sama dengan diameter benda yang diukur.

Cara menentukan replacement rod dan replacement washer
Untuk menentukan berapa replacement rod dan replacement washer yang akan digunakan maka kita ukur terlebih dahulu diameter dalam silinder dengan menggunakan vernier caliper/jangka sorong. Dari hasil pengukuran tersebut kita bisa menentukan replacement rod dan replacement washer yang digunakan. Yang perlu diperhatikan dari hasil pengukuran adalah bila angka di belakang koma adalah lebih kecil dari 0,5 mm maka pembulatannya ke bawah. Namun jika angka di belakang koma lebih besar dari 0,5 mm maka pembulatannya ke atas.
Contoh :
Hasil pengukuran dengan jangka sorong : 51,20 mm (pembulatannya 51 mm)
Maka replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 1 mm
Hasil pengukuran dengan jangka sorong : 51,80 mm (pembulatannya 52 mm)
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 2 mm

Pada saat memasang dial gauge yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
Dial gauge harus dipasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak lurus measuring point.
Spindle dimasukkan ke dalam batangnya kira-kira setengah dari langkahnya.
Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda menekan measuring point.

Contoh penggunaan alat ukur
Ukur diameter dalam silinder dengan menggunakan jangka sorong. Baca hasilnya.
Tentukan replacement rod dan replacement washer berdasar hasil pengukuran dari jangka sorong. Misal hasil dari pengukuran jangka sorong didapat : 91,00 mm. Maka pilihlah replacement rod yang 90 mm dan replacement washer yang 1 mm.
Set mikrometer pada ukuran 91,00 mm. Masukan ke dalam replacement rod dan measuring point ke dalam mikrometer dan dial gauge di set ”0”.
Masukkan cylinder gauge pada posisi diagonal ke dalam silinder, gerakan cylinder gauge sampai diperoleh hasil pembacaan terkecil. Bila hasil pembacaan adalah 0,08 mm sebelum
”0”, berarti diameter silinder adalah 0,08 mm lebih besar dari 91 mm. Karena itu diameter silinder adalah 91,08 mm (91,00 + 0,08). Namun jika hasil pembacaannya adalah 0,08 setelah "0", berarti diameter silinder adalah 0,08 lebih kecil dari 91 mm. Karena itu diameter silinder adalah 90,92 mm(91,00 - 0,08).

Minggu, 17 Agustus 2014


Cara mengetahui cdi mobil bermasalah

cdi mobil
Tulisan mengenai CDI ini dilatar belakangi oleh pengalaman pribadi yang pernah mengalami gejala kerusakan CDI waktu menempuh perjalanan ke luar kota.

Ciri-Ciri/Tanda Tanda/gejala gejala  CDI DELCO/DISTRIBUTOR RUSAK MULAI BERMASALAH  adalah sbb :

- Gejala awal/ tahap 1 : pada waktu kendaraan berada dalam kecepatan agak tinggi dan kecepatan konstan, terasa ada sedikit  "ndutan ndutan ngendut", kejadian ini tidak menimbulkan mesin mobil mati, kejadian ini akan berlangsung agak lama ( gejalanya hampir mirip dengan  mesin mobil kekurangan supply bahan bakar ROTAX/MEMBRAN/FUEL PUMP/POMPA BENSIN bermasalah)

-  Tahap 2 : Pada waktu kendaraan berada dalam kecepatan agak tinggi, mesin mobil tiba-tiba mati, kendaraan bisa langsung di starter kembali dan kita bisa melanjutkan perjalanan, cuma kurang lebih 3- 5 km mesin mobil mati lagi dan begitu seterusnya.

-  Tahap 3 : Mesin mobil tidak bisa di starter lagi /CDI rusak/mati.

CDI DELCO/DISTRIBUTOR adalah salah satu bagian komponen rangkaian Sistem Pengapian Mobil yang secara garis besar adalah :

- ECU/KOMPUTER MOBIL baca di PERBAIKAN SERVICE ECU/KOMPUTER MOBIL
- DELCO/DISTRIBUTOR MOBIL baca di DISTRIBUTOR/DELCO MOBIL
- KOIL/IGNITION COIL MOBIL baca di TANDA TANDA CIRI CIRI KOIL/IGNITION COIL RUSAK BERMASALAH
- KABEL BUSI MOBIL baca di CARA MERAWAT KABEL BUSI
- BUSI MOBIL baca di INFO BUSI PANAS DAN BUSI DINGIN dan WARNA BUSI DAN MESIN MOBIL
- KABEL KABEL PENGAPIAN ( KABEL BODI/KABEL WIRING )
- HARGA Cdi DELCO DISTRIBUTOR Coil KOIL Mobil

Penggantian Komponen CDI ( dan Pick Up Set/ Kumparan CDI ) yang terdapat di dalam DELCO/DISTRIBUTOR bisa hanya CDI nya saja tetapi ada juga yang harus sama DELCO/Distributor nya ASSY/lengkap/ komplit . Untuk mobil kendaraan berjenis/tipe karburator penggantian komponen CDI bisa di beli/di ganti part CDI nya saja tetapi untuk yang kendaraan yang berjenis injection injeksi dohc Efi mayoritas penggantian komponen/part cdi harus dengan del/distributornya lengkap/komplit/assy.

Rabu, 13 Agustus 2014

PENGERTIAN DAN CARA KERJA MESIN 4 TAK, 2 TAK

4 TAK

Four stroke engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan sebuah tenaga memerlukan empat proses langkah naik-turun piston, dua kali rotasi kruk as, dan satu putaran noken as (camshaft).
Empat proses tersebut terbagi dalam siklus :
Langkah hisap : Bertujuan untuk memasukkan kabut udara – bahan bakar ke dalam silinder.  Sebagaimana tenaga mesin diproduksi tergantung dari jumlah bahan-bakar yang terbakar selama proses pembakaran.
Prosesnya adalah ;
  1. Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB).
  2. Klep inlet terbuka, bahan bakar masuk ke silinder
  3. Kruk As berputar 180 derajat
  4. Noken As berputar 90 derajat
  5. Tekanan negatif piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke silinder
—————————————————————————————————————————————–
LANGKAH KOMPRESI
Langkah Kompresi
Langkah Kompresi
Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat momentum dari kruk as dan flywheel.
Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperatur sehingga campuran udara-bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini juga nantinya berhubungan erat dengan produksi tenaga.
Prosesnya sebagai berikut :
  1. Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA
  2. Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup
  3. Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber)
  4. Sekitar 15 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran
  5. Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat)
  6. Noken as mencapai 180 derajat
—————————————————————————————————————————————–
LANGKAH TENAGA
Langkah Tenaga
Langkah Tenaga
Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore. Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh kruk as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu piston melakukan siklus berikutnya.
Prosesnya sebagai berikut :
  1. Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar
  2. Piston terlempar dari TMA menuju TMB
  3. Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha klep buang mulai sedikit terbuka.
  4. Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi kruk as
  5. Putaran Kruk As mencapai 540 derajat
  6. Putaran Noken As 270 derajat
—————————————————————————————————————————————–
LANGKAH BUANG
Exhaust stroke
Exhaust stroke
Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja mesin yang lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder menuju pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.
Prosesnya adalah :
  1. Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA
  2. Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh
  3. Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju knalpot
  4. Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat)
  5. Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat)
—————————————————————————————————————————————–
FINISHING PENTING — OVERLAPING
Overlap adalah sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out berada dalam possisi sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga awal langkah hisap.
Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin pembakaran dalam. Adanya hambatan dari kinerja mekanis klep dan inersia udara di dalam manifold, maka sangat diperlukan untuk mulai membuka klep masuk sebelum piston mencapai TMA di akhir langkah buang untuk mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas sisa pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin ini ingin bekerja.
manfaat dari proses overlaping :
  1. Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran
  2. Pendinginan suhu di ruang bakar
  3. Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang)
  4. memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar
2 TAK

Mesin dua tak adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus pembakaran terjadi dua langkah piston, berbeda dengan putaran empat-tak yang mempunyai empat langkah piston dalam satu siklus pembakaran, meskipun keempat proses (intake, kompresi, tenaga, pembuangan) juga terjadi.
Mesin dua tak juga telah digunakan dalam mesin diesel, terutama rancangan piston berlawanan, kendaraan kecepatan rendah seperti mesin kapal besar, dan mesin V8 untuk truk dan kendaraan berat lainnya.
Animasi cara kerja mesin dua tak.

Prinsip kerja

Untuk memahami prinsip kerja, perlu dimengerti istilah baku yang berlaku dalam teknik otomotif :
  • TMA (titik mati atas) atau TDC (top dead centre), posisi piston berada pada titik paling atas dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling jauh dari poros engkol (crankshaft).
  • TMB (titik mati bawah) atau BDC (bottom dead centre), posisi piston berada pada titik paling bawah dalam silinder mesin atau piston berada pada titik paling dekat dengan poros engkol (crankshaft).
  • Ruang bilas yaitu ruangan dibawah piston dimana terdapat poros engkol (crankshaft), sering disebut dengan bak engkol (crankcase) berfungsi gas hasil campuran udara, bahan bakar dan pelumas bisa tercampur lebih merata.
  • Pembilasan (scavenging) yaitu proses pengeluaran gas hasil pembakaran dan proses pemasukan gas untuk pembakaran dalam ruang bakar.

Langkah kesatu

Piston bergerak dari TMA ke TMB.
  1. Pada saat piston bergerak dari TMA ke TMB, maka akan menekan ruang bilas yang berada di bawah piston. Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju TMB, tekanan di ruang bilas semakin meningkat.
  2. Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang pembuangan gas dan lubang pemasukan gas. Posisi masing-masing lubang tergantung dari desain perancang. Umumnya ring piston akan melewati lubang pembuangan terlebih dahulu.
  3. Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang bakar keluar melalui lubang pembuangan.
  4. Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan dalam ruang bilas akan terpompa masuk dalam ruang bakar sekaligus mendorong gas yang ada dalam ruang bakar keluar melalui lubang pembuangan.
  5. Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa gas dalam ruang bilas masuk ke dalam ruang bakar

Langkah kedua

Piston bergerak dari TMB ke TMA.
  1. Pada saat piston bergerak TMB ke TMA, maka akan menghisap gas hasil percampuran udara, bahan bakar dan pelumas masuk ke dalam ruang bilas. Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi. (Lihat pula:Sistem bahan bakar)
  2. Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan mengkompresi gas yang terjebak dalam ruang bakar.
  3. Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.
  4. Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi menyala untuk membakar gas dalam ruang bakar. Waktu nyala busi sebelum piston sampai TMA dengan tujuan agar puncak tekanan dalam ruang bakar akibat pembakaran terjadi saat piston mulai bergerak dari TMA ke TMB karena proses pembakaran sendiri memerlukan waktu dari mulai nyala busi sampai gas terbakar dengan sempurna.

Perbedaan desain dengan mesin empat tak

  • Pada mesin dua tak, dalam satu kali putaran poros engkol (crankshaft) terjadi satu kali proses pembakaran sedangkan pada mesin empat tak, sekali proses pembakaran terjadi dalam dua kali putaran poros engkol.
  • Pada mesin empat tak, memerlukan mekanisme katup (valve mechanism) dalam bekerja dengan fungsi membuka dan menutup lubang pemasukan dan lubang pembuangan, sedangkan pada mesin dua tak, piston dan ring piston berfungsi untuk menbuka dan menutup lubang pemasukan dan lubang pembuangan. Pada awalnya mesin dua tak tidak dilengkapi dengan katup, dalam perkembangannya katup satu arah (one way valve) dipasang antara ruang bilas dengan karburator dengan tujuan :
    1. Agar gas yang sudah masuk dalam ruang bilas tidak kembali ke karburator.
    2. Menjaga tekanan dalam ruang bilas saat piston mengkompresi ruang bilas.
  • Lubang pemasukan dan lubang pembuangan pada mesin dua tak terdapat pada dinding silinder, sedangkan pada mesin empat tak terdapat pada kepala silinder (cylinder head). Ini adalah alasan paling utama mesin 4 tak tidak menggunakan oli samping.

Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan mesin dua tak

Dibandingkan mesin empat tak, kelebihan mesin dua tak adalah :
  1. Mesin dua tak lebih bertenaga dibandingkan mesin empat tak.
  2. Mesin dua tak lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin empat tak.
    • Kombinasi kedua kelebihan di atas menjadikan rasio berat terhadap tenaga (power to weight ratio) mesin dua lebih baik dibandingkan mesin empat tak.
  3. Mesin dua tak lebih murah biaya produksinya karena konstruksinya yang sederhana.
Meskipun memiliki kelebihan tersebut di atas, jarang digunakan dalam aplikasi kendaraan terutama mobil karena memiliki kekurangan.

Kekurangan mesin dua tak

Kekurangan mesin dua tak dibandingkan mesin empat tak
  1. Efisiensi mesin dua tak lebih rendah dibandingkan mesin empat tak.
  2. Mesin dua tak memerlukan oli yang dicampur dengan bahan bakar (oli samping/two stroke oil) untuk pelumasan silinder mesin.
    • Kedua hal di atas mengakibatkan biaya operasional mesin dua tak lebih tinggi dibandingkan mesin empat tak.
  3. Mesin dua tak menghasilkan polusi udara lebih banyak, polusi terjadi dari pembakaran oli samping dan gas dari ruang bilas yang terlolos masuk langsung ke lubang pembuangan.
  4. Pelumasan mesin dua tak tidak sebaik mesin empat tak, mengakibatkan usia suku cadang dalam komponen ruang bakar relatif lebih rendah.